Apa Bisnis Online Masih Menjanjikan di Tengah Wabah COVID-19

againdonesia – Wabah COVID-19 sudah mendera sejak Januari 2020. Tidak ada satupun negara di berbagai belahan dunia yang kebal dengannya. Dan efeknya pun sangat masif dan terasa di seluruh lini kehidupan kita. 

Yang paling sederhana dan terlihat: sekolah-sekolah semuanya tutup. Orang-orang bekerja dirumah. Pabrik-pabrik berhenti beroperasi. Dan semua orang yang keluar rumah memakai masker di wajah mereka. 

Ya. COVID-19 mengubah cara seorang manusia hidup. Lalu, apa dampak COVID-19 bagi dunia bisnis online? 

Peluang dan Prospek Bisnis Online di Tengah Pandemi 

COVID-19 memberi dampak yang sangat besar, terutama bagi bisnis e-commerce dan belanja online. Masalahnya sekarang banyak orang yang sangat memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan untuk semua hal, termasuk produk-produk yang mereka beli secara online.

bisnis online di tengah covid-19

Untungnya menurut WHO, kecil kemungkinan penderita COVID-19 menularkan virus lewat benda mati atau paket barang yang berpindah tempat dan disimpan di kondisi dan temperatur yang berbeda. Itulah kenapa prospek bisnis online masih terhitung menjanjikan di era pandemi seperti sekarang. 

Tetapi pertanyaannya, apa jenis barang yang bisa kita jual di tengah pandemi? Produk kebutuhan dasar agaknya lebih laku dijual secara online. Kebutuhan dasar yang dimaksud disini adalah makanan dan minuman. Kemudian alat-alat yang berfungsi sebagai pelindung tubuh agar senantiasa sehat dan bebas dari kuman.

Mungkin sekarang kamu berniat menjadi seorang pebisnis online yang menjual produk-produk kebutuhan dasar. Karena toh nyatanya produk-produk itu diasumsikan sedang laku. 

Akan tetapi bukan berarti kamu akan jadi pebisnis online yang sukses hanya dengan berjualan produk-produk yang sedang laku di era pandemi. Itulah kenapa kamu mesti mengenal karakteristik perilaku pembeli di era COVID-19, yang menurut NIELSEN terbagi menjadi 6 kategori:

  1. Pembeli yang berorientasi pada kesehatan, yakni orang-orang yang membeli produk kesehatan dan kebersihan tubuh. 
  2. Pembeli yang peduli pada manajemen kesehatan, yakni orang-orang yang membeli alat-alat pelindung seperti masker dan pembersih tangan. 
  3. Pembeli yang mempersiapkan diri dengan membeli stok barang-barang kebutuhan yang esensial. 
  4. Pembeli yang melakukan karantina mandiri namun tidak mempersiapkan diri dengan baik. Mengalami kekurangan kebutuhan hidup dan hanya sesekali berbelanja keluar. 
  5. Pembeli yang mengalami keterbatasan. Tidak bisa belanja online dan hanya sesekali berbelanja keluar. 
  6. Pembeli dengan kebiasaan baru, yang kembali melakukan rutinitas harian.  

Baca Juga : Daftar Tools yang Wajib Ada Selama Belajar Digital Marketing

Karena karakteristik pembeli berubah, demikian pula kita bisa melihat perubahan di pasar produknya.

perilaku pembeli di masa wabah corona

Nah, produk apa saja yang terkena dampak COVID-19? Setidaknya ada 6 jenis:

  • Fashion dan Pakaian

Ini adalah produk yang mengalami penurunan omset paling drastis di antara kategori produk lainnya, terutama bagi merek fashion yang memiliki toko fisik. Sebabnya sederhana: karena konsumen tidak lagi tertarik membeli produk fashion, selain karena ada banyak toko fashion yang sekarang tutup dan tidak lagi beroperasi di tengah pandemi. 

  • Barang Mewah dan Bermerek

Situasi kekinian tidak menyenangkan bagi pemilik merek barang mewah – sebutlah seperti Hermes, misalnya. Pasar barang mewah yang tergantung pada daya beli konsumen dari Asia kini tengah lesu karena pandemi. 

  • Streaming digital

Sebagian besar dari kita menjalankan kebijakan di rumah aja dan tidak lagi mengejar kebutuhan yang tidak terlalu penting. Walau begitu, kita tentu akrab dengan  layanan streaming konten digital seperti Netflix, kan? 

Nah, ada peningkatan jumlah orang yang mengakses layanan streaming selama pandemi. Mungkin karena mereka masih membutuhkan hiburan, jadinya layanan seperti itu mengalami kenaikan jumlah pelanggan di kuartal pertama 2020. 

  •  Makanan dan Minuman

Industri satu ini cenderung mengalami kenaikan jumlah pelanggan, sebab orang-orang sekarang mengubah kebiasaan mereka.

perubahan perilaku pembeli di tengah wabah virus corona

Dari belanja offline ke belanja online. Sekaligus lebih memilih opsi pengiriman makanan ketimbang makan di tempat. 

  • Produk Dalam Kemasan

Susu, oatmeal, yogurt, dan lainnya yang sejenis kabarnya mengalami peningkatan omset. Ini termasuk snack ringan yang banyak dijual di supermarket. 

  • Produk Kesehatan dan Keselamatan

Masker sudah pasti laris. Lalu produk-produk medis dan kesehatan lainnya juga mengalami peningkatan penjualan selama masa pandemi, termasuk hand sanitizer dan masker medis. 

Merencanakan Bisnis yang Lebih Baik

Begitulah. Pandemi bukan berarti akhir dari segalanya. Toh nyatanya ada banyak sektor bisnis online yang masih mampu bertahan di tengah gempuran COVID-19 yang kita sendiri tidak tahu kapan akan berakhir. 

Di tengah kondisi penuh ketidakpastian, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan semua hal, termasuk membangun bisnis yang tahan banting. Tidak hanya mampu bertahan di tengah pandemi, namun juga terus berjalan di masa depan. 

Sekarang mungkin Anda bisa mulai membuka buku catatan dan merencanakan bisnis baru Anda. Acuannya sederhana: buatlah bisnis yang bisa dijalankan secara online, menjual produk yang dibutuhkan banyak orang, sekaligus bisa dikembangkan untuk masa depan yang lebih baik.